Rully Shabara: Xhabarabot (Indonesia)
Xhabarabot is a browser-based digital sound instrument developed by Rully Shabara, best known for his vocal and compositional work with Senyawa and other projects. Drawing on his long-standing interest in systems-based improvisation, text, and the vocal body, Shabara’s new interface allows performers to interact with semi-autonomous musical agents in real time. Xhabarabot operates as both tool and performer—a speculative collaborative entity that expands notions of authorship, control, and live composition. This performance marks the first live demonstration of the Xhabarabot platform in Indonesia, positioning the software not just as a tool for composition, but as a generative site of sonic encounter.
Mahamboro: 7 Jazz Pop Greats (Indonesia)
Yogyakarta-based composer and multi-instrumentalist Mahamboro presents his latest work 7 Jazz Pop Greats, an album that defies generic convention by moving across registers of free jazz, doom, shoegaze, and noise. Through dense textural layering and compositional complexity, Mahamboro invites audiences into an idiosyncratic world where local musical lineages coexist with experimental vocabularies. His work speaks to a longstanding interest in sound as a medium for cultural synthesis, challenging inherited boundaries between the popular and the avant-garde.
Lydian Dunbar: Blue Sleep (Australia)
Lydian Dunbar is a neurodivergent musician based in New South Wales, Australia, known for his work with Tralala Blip—a collective of artists living with disability who challenge norms around authorship and performance in contemporary music. His debut solo album Blue Sleep, released on Room40, explores ambient music as a mode of embodied memory. Originating from a day of surfing and sleeping on the beach at Byron Bay, the work reflects on the sensory and spatial conditions of rest and movement. Combining field recordings, harmonica, melodica, and modular synthesis, Dunbar constructs immersive sonic environments that foreground neurodivergent perception, temporal drift, and the gentle disorientation of dream states.
Gabsav (Indonesia)
Gabsav is an exploratory electronic musician, keyboardist, and composer whose work spans several influential underground projects including Jessla, Tanangan, and The Upstairs. In her solo practice, she approaches the synthesiser as both a tactile and emotional instrument—mapping affective states and speculative landscapes through shifting pulses, detuned harmonics, and layered textures. Her performance at Kedai Kebun Forum foregrounds play and improvisation, inviting audiences into an evolving set of sonic sketches and internal dialogues.
Presented in multi-channel spatial audio by @rekambergerak
This event invites audiences to consider sound not simply as a medium of expression, but as a form of spatial thinking, a political aesthetic, and a tool for reconfiguring relations—between human and machine, artist and archive, individual and collective. Bringing together artists from across Indonesia and Australia, this program foregrounds regional sonic dialogue and the importance of performance as a mode of situated knowledge-making.
TRANSLATION
Sebuah malam yang mempertemukan praktik-praktik suara eksperimental dan antarmuka pertunjukan generatif, menampilkan empat seniman yang bekerja di persimpangan antara teknologi, tubuh, dan dunia suara yang tertanam secara lokal.
Rully Shabara: Xhabarabot (Indonesia)
Xhabarabot adalah sebuah instrumen musik digital berbasis peramban (browser) yang dikembangkan oleh Rully Shabara, dikenal melalui kerja vokal dan komposisinya bersama Senyawa dan proyek lainnya. Berangkat dari ketertarikannya pada improvisasi berbasis sistem, teks, dan tubuh vokal, Xhabarabot memungkinkan interaksi langsung antara pemain dan agen musikal semi-otonom. Perangkat ini bekerja bukan hanya sebagai alat bantu komposisi, melainkan sebagai entitas kolaboratif yang spekulatif—mengaburkan batas antara pengarang, teknologi, dan komposisi langsung. Ini adalah kali pertama Xhabarabot dipertunjukkan secara langsung di Indonesia.
Mahamboro: 7 Jazz Pop Greats (Indonesia)
Komponis dan multi-instrumentalis asal Yogyakarta, Mahamboro, menghadirkan karya terbarunya 7 Jazz Pop Greats, sebuah album yang melintasi berbagai lanskap sonik—dari jazz bebas, doom, shoegaze hingga noise. Melalui lapisan-lapisan tekstur yang kompleks dan pendekatan komposisi yang bebas, Mahamboro menciptakan dunia suara khas yang menggabungkan warisan musik lokal dengan kosakata eksperimental. Musiknya merefleksikan suara sebagai medium untuk sintesis budaya dan perenungan identitas musikal di luar batas-batas genre konvensional.
Lydian Dunbar (Australia)
Lydian Dunbar adalah musisi neurodivergen dari New South Wales, Australia, dikenal melalui kolektif musik Tralala Blip—sebuah kelompok seniman dengan disabilitas yang menantang norma-norma dalam musik kontemporer. Album solonya Blue Sleep, yang dirilis di label Room40, mengeksplorasi musik ambient sebagai bentuk memori yang tertanam dalam tubuh. Terinspirasi dari pengalaman berselancar dan tidur di pantai Byron Bay, Dunbar menggabungkan rekaman lapangan dengan harmonika, melodika, dan sintetis modular untuk menciptakan lanskap suara imersif yang lembut dan penuh perenungan, menghadirkan persepsi yang berbeda terhadap waktu dan ruang.
Gabsav (Indonesia)
Gabsav adalah musisi elektronik eksploratif, pemain keyboard, dan komposer yang dikenal lewat proyek-proyek underground seperti Jessla, Tanangan, dan The Upstairs. Dalam praktik solonya, ia memperlakukan synthesizer sebagai instrumen afektif—mewujudkan lanskap emosi dan gagasan spekulatif melalui harmoni yang bergeser, pulsasi yang mengalir, dan tekstur yang terurai. Pertunjukan solonya di Kedai Kebun Forum menyoroti elemen permainan, improvisasi, dan penciptaan suasana batin yang terus berubah.
Dipresentasikan dalam sistem tata suara spasial multi-kanal oleh @rekambergerak
Acara ini mengajak pendengar untuk mempertimbangkan suara bukan sekadar media ekspresi, melainkan sebagai bentuk berpikir spasial, estetika sosial, dan alat untuk membayangkan ulang relasi—antara manusia dan mesin, seniman dan arsip, individu dan kolektif. Dengan menghadirkan seniman dari Indonesia dan Australia, program ini memperkuat dialog suara lintas kawasan dan pentingnya pertunjukan sebagai cara mengetahui yang terletak pada konteks.


